Sunday, November 13, 2011

Ayo, Tangkal Kanker Prostat

KESEHATAN pria di atas usia 50 tahun pasti akan menurun, termasuk berisiko menderita kanker prostat. Kanker prostat perlu diwaspadai karena berkembang perlahan dan tidak bergejala sampai telah mencapai stadium lanjut.
Prostat merupakan jenis kanker pada pria yang paling mematikan nomor dua di dunia. Ada sekitar 400.000 kasus baru ditemukan tiap tahunnya. Sementara di Indonesia, kanker ini menyebabkan kematian nomor satu pada pria. Diketahui, kelenjar prostat adalah sebuah kelenjar berbentuk seperti buah pir yang terletak di depan rektum (bagian akhir usus besar atau sebelum anus) dan mengelilingi bagian bawah kandung kemih atau tempat penyimpanan urine.
Fungsi utama prostat adalah memproduksi cairan yang melindungi dan menyalurkan sperma saat pria mengalami ejakulasi. Dengan bertambahnya usia seorang pria, maka meningkat pula risiko menderita kanker prostat. Itu karena prostat sering kali membesar secara bertahap setelah usia 50 tahun.Saat itu hormon testosteron pada testis diubah oleh enzim 5-a reduktase menjadi dihidrotestosteron( DHT).
Jika jumlahnya banyak,maka prostat akan menumpuk dan “menjepit” bagian uretra atau saluran kencing. “Karena itu,salah satu gejala penderita kanker prostat, yaitu mengalami gangguan saat berkemih. Namun, sekitar 70% pasien kanker prostat baru datang berobat sesudah masuk stadium lanjut,” kata spesialis urologi dari RS Kanker Dharmais, dr Rahmat Budi Santoso SpB-U,dalam acara penyuluhan kanker untuk masyarakat awam di RS Kanker Dharmais, Jakarta, Selasa (8/11).
Jika sudah parah, dia menyebutkan, pasien kanker prostat tidak bisa menjalani terapi kuratif apa pun lagi.Keterlambatan ini ditengarai karena saat awal merasuki seorang pria,penyakit ini tidak menampakkan gejala sama sekali. Rasa tak nyaman mulai timbul saat tumor prostat yang membesar mulai menyumbat aliran air kemih sehingga proses saat buang air kecil terganggu.
“Tidak hanya susah kencing, jika kanker prostatnya sudah menyebar atau mengalami metastatispada pasien stadium lanjut, maka akan muncul rasa nyeri d a n pegal di tulang belakang.Tapi yang ekstrem kalau menyebar ke salah satu bagian yang rapuh, bisa menyebabkan lumpuh di bagian tungkai bawah,” kata Santo.
Gejala lain bagi pasien dengan tingkat keparahan yang tinggi adalah anemia, kelelahan, penurunan berat badan tanpa diketahui sebabnya serta pembengkakan di tungkai bawah akibat aliran darah balik ke jantung yang terganggu.Karena itu, pentingnya pemeriksaan awal untuk mengetahui adanya gangguan prostat. Bagi Anda yang berusia 50 tahun ke atas,Santo menyarankan untuk melakukan deteksi dini minimal sekali dalam setahun. Namun, jika dalam garis keluarga ayah ada yang terkena kanker prostat, maka dianjurkan sejak usia 40 tahun karena risikonya 2,4 kali lebih besar.
“Ini penting karena kalau tahun ini bebas, belum tentu tahun depan hasilnya sama,” imbuhnya. Pemeriksaan yang dilakukan untuk deteksi dini kanker prostat,di antaranya melalui metode colok dubur (digital rectal examination). Apabila prostat diraba berasa licin,halus,dan kenyal berarti hasilnya normal. Namun, jika berasa keras,tidak rata seperti kulit yang berjerawat dan tidak asimetris, maka Anda musti curiga.
Selain itu, ada pemeriksaan melalui trans rectal ultrasonography (TRUS) untuk melihat pembesaran prostat secara visual.Atau bisa juga menggunakan uroflowmetri, alat untuk mengukur seberapa besar pancaran dan tekanan urine. Beberapa gejala yang timbul jika seseorang mengalami gangguan prostat, menurut Santo,di antaranya mengalami kesulitan untuk memulai berkemih. Kadang meski sudah di toilet, tapi harus menunggu waktu lama agar urinenya keluar.
Volume dan kekuatan pancaran berkemih juga berkurang. Pada akhirnya buang air tidak tuntas sehingga urine masih bersisa. Selain itu, sering kencing, misalnya setiap satu atau dua jam sekali pada malam hari. Ada juga perasaan mendesak untuk buang air,yang kalau ditahan bisa sampai mengompol. Lalu, air kemih terdapat darah karena ketika penderita mengedan, vena-vena kecil pada uretra dan kandung kemih pecah.
“Terdapat juga nyeri hebat di bagian perut bawah,“ tutur Santo. Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan prostat yang membesar,Santo mengatakan,tidak harus dengan operasi. Pasien dengan pembengkakan prostat jinak hanya diberikan obat-obatan untuk mengurangi kadar hormon prostat sehingga memperkecil ukuran prostat.Selain itu, obat untuk relaksasi otot-otot pada kandung kemih sehingga penderita lebih mudah berkemih.
Kapan dijalankan tindakan operasi? Dia mengutarakan, operasi dilangsungkan jika setelah penggunaan obat-obatan, pasien tidak mengalami perbaikan, adanya efek samping seperti hernia, pembengkakan ginjal, terdapat pendarahan terus-menerus di urine dan situasi darurat lainnya yang dapat mengancam nyawa penderita.
(tty)

0 comments: