BUKAN hanya dengan menangis, tersenyum atau tertawa, bahasa isyarat juga menjadi jembatan bagi bayi untuk berkomunikasi dengan orang sekitarnya. Banyak sekali keuntungan yang bisa didapatkan dengan mengajarkan bayi Anda bahasa isyarat. Mau tahu?
Berikut ulasan dari Nisfie M H Salanto Mpsi dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia.
Mulai Usia 2 Bulan
Mulai dari usia 2 bulan, bayi sudah bisa diajarkan bahasa isyarat. Karena masa pra-verbal adalah di bawah usia 14 bulan.
Tetapi bila usia si kecil sudah di atas 2 bulan pun, Moms tak perlu merasa sudah telat dan tertinggal. Selama bayi masih berada pada usia pra-verbal, masih bisa kok diajarkan bahasa isyarat.
Bahasa Sederhana
Bahasa isyarat seperti apa? Tentu saja bahasa tubuh/body language sederhana yang dimaksudkan untuk menegaskan keinginan kita.
Selain menangis, tersenyum, tertawa yang merupakan bahasa awal bayi, bahasa isyarat lain yang bisa diajarkan antara lain: mengajak (menaik-turunkan jari-jari tangan), menunjuk sesuatu, melarang sesuatu (menggelengkan kepala), atau instruksi-intruksi sederhana seperti: dadah (melambaikan tangan ke kanan dan ke kiri), mengajak tidur (menutup mata), makan (mengerucutkan jari tangan dan mengarahkannya ke mulut), dan sebagainya.
Tak sulit, bukan? Itu hanya sedikit dari sekian banyak bahasa isyarat sederhana yang bisa diajarkan.
Cara Mengajarkan
Dalam satu hari, Anda bisa mengajarkan bahasa isyarat pada si kecil dengan cara yang sealamiah mungkin. Durasinya tak perlu lama! Walau sesaat, bayi Anda fokus dan memerhatikan kok apa yang Anda ajarkan.
Perlu diingat, kemampuan si kecil tak sama dengan kemampuan orang dewasa. Jadi, jangan memaksakan terlalu banyak bahasa isyarat saat mengajarkannya.
Berikut beberapa cara mengajarkannya:
- Ajarkan 1 – 2 bahasa isyarat secara intens dan konsisten setiap hari. Tak perlu banyak bahasa isyarat dalam satu hari.
- Libatkan orang lain selain Anda, misalnya Ayah, Oma, Opa, baby sitter dan yang ada di dalam rumah untuk selalu menggunakan bahasa isyarat yang dibarengi dengan suara. Misalnya, mengajarkan bayi bahasa isyarat ‘makan’ dengan berkata, “Adek, mau makan?” diiringi dengan isyarat tangan - kelima jari mengerucut dan mengarah ke depan mulut, dan bahasa isyarat lainnya.
-Bersabarlah. Bahasa adalah hasil bentukan yang berulang dan perlu waktu untuk bisa dipahami si kecil. Anda harus sering melatih dan mengulang terus menerus tanpa kenal bosan dan lelah.
- Sejajarkan tinggi tubuh Moms dengan si kecil. Misalnya dengan menekuk lutut agar pandangan Moms sejajar dengan pandangan mata si kecil.
- Ajarkan bahasa tubuh yang sederhana, jangan yang sulit dengan perintah double. Misalnya, meminta si kecil mengambil bola, setelah itu mengambil tas kotak berwarna biru dekat meja makan berwarna coklat, dan lainnya. Ini akan membingungkannya.
- Seiring dengan bertambahnya usia anak, bahasa isyarat harus ditambah dengan bahasa tubuh yang lain untuk memperkaya pengetahuan tentang bahasa tersebut.
1001 Manfaat
- Bahasa isyarat akan memotivasi bayi untuk mau berkomunikasi karena ia belum bisa menggunakan bahasa verbal (melalui kata-kata).
- Bahasa isyarat adalah jembatan bagi si kecil untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain seperti Moms, Dads, baby sitter, Oma, Opa, Om, Tante dan kepada orang lainnya. Karena semakin ia besar maka menangis dan tersenyum yang merupakan bahasa awal, tidaklah cukup untuk mengutarakan maksud dan tujuan yang ia ingin utarakan.
- Bahasa isyarat juga tidak membebani si kecil karena selain mudah dilakukan ia juga tidak perlu bicara untuk melakukannya.
- Meminimalkan kadar frustrasi pada si kecil dan orangtua karena mampu memahami dan mudah dipahami oleh orang lain di luar dirinya sendiri.
- Membuat si kecil merasa nyaman dan bahagia karena semua orang mengerti apa maksud yang ia tuju.
- Menambah kepercayaan diri anak ketika menghadapi orang lain. Pada bayi yang tidak diajarkan bahasa isyarat, anak cenderung kurang responsif dan kemampuan bahasanya jadi lebih terhambat.
- Untuk anak-anak yang mempunyai gangguan pendengaran, bahasa isyarat memberikan bantuan pada mereka untuk memahami sesuatu.
- Anak-anak yang diajarkan bahasa isyarat akan lebih memahami kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan saat di rumah, di lingkungan ketika bermain, di sekolah ataupun di lingkungan lainnya.
- Lebih responsif terhadap lingkungan sekitarnya.
- Akan memahami bahasa verbal sekaligus bahasa tubuh atau bahasa isyarat lainnya ketika kelak ia dewasa dan ketika ia berada di luar negaranya sendiri.
- Secara umum, menggunakan bahasa isyarat bisa melatih dan meningkatkan kecerdasan anak. Karena nantinya selain ia bisa berbicara dengan bahasa verbal, ia pun dapat membaca gesture (bahasa tubuh) orang lain jika dibandingkan dengan anak yang hanya menjawab dengan cara letter look (menjawab singkat).
- Ketika ia dewasa, anak akan lebih peka terhadap bahasa isyarat tubuh orang lain, misalnya dengan mengamati gesture wajah, ia mengerti bahwa seseorang tersebut sedang muram, sedih, senang, atau bahasa tubuh lainnya.
- Memperkaya bahasa isyarat sekaligus bahasa verbal.
Agar Bahasa Isyarat Berjalan Efektif!
- Sertai dengan gerakan, gesture tubuh yang jelas dan pengucapan verbal yang benar.
- Lakukan dengan gerakan lemah lembut dan pelan.
- Tunjukkan dengan muatan kasih sayang, seperti nada suara yang pelan dan baik.
- Gunakan bahasa isyarat sebelum, selama dan setelah aktivitas. Lakukan selama anak berinteraksi dan aktivitas tersebut masih berlangsung. Misalnya, Moms memberikan instruksi padanya untuk mengambil bola yang jatuh di kolong meja. Ucapkan instruksi mengambil bola tersebut dengan nada yang halus seperti: “Dek, tolong ambil bola warna kuning di bawah meja deh (sambil ia berjalan), iya betul itu di bawah meja, Sayang.”
Dan setelah ia mengambil bola tersebut, berikan ia rewards dengan sanjungan, “Iya, betul Adek pintar ya... Terimakasih Dek (sambil Moms berikan tatapan sayang dan mengelus pipi, kepala atau punggungnya).” Atau berikan jempol tanda ia hebat dan paham maksud Moms.
Bahasa Isyarat Bisa Merugikan Jika...
- Mengajarkan si kecil bahasa isyarat saja tanpa diiringi bahasa verbal (tanpa bersuara). Bisa-bisa si kecil meniru tingkah laku Moms sehingga ia hanya mengandalkan instruksi bahasa tubuh ketika ingin berkomunikasi dan malas untuk bersuara. Atau, contoh lain, ia hanya mengucapkan “mmm” sambil menunjuk sesuatu.
- Mengajarkan si kecil dengan alat bantu yang salah! Misalnya, Moms ingin menunjukkan sesuatu. Seharusnya menunjuk dengan jari telunjuk tetapi Moms melakukannya dengan dagu dan memajukan bibir. Ini akan menunjukkan pemahaman yang berbeda dan bisa disalahartikan oleh lingkungan.
(tty)
Berikut ulasan dari Nisfie M H Salanto Mpsi dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia.
Mulai Usia 2 Bulan
Mulai dari usia 2 bulan, bayi sudah bisa diajarkan bahasa isyarat. Karena masa pra-verbal adalah di bawah usia 14 bulan.
Tetapi bila usia si kecil sudah di atas 2 bulan pun, Moms tak perlu merasa sudah telat dan tertinggal. Selama bayi masih berada pada usia pra-verbal, masih bisa kok diajarkan bahasa isyarat.
Bahasa Sederhana
Bahasa isyarat seperti apa? Tentu saja bahasa tubuh/body language sederhana yang dimaksudkan untuk menegaskan keinginan kita.
Selain menangis, tersenyum, tertawa yang merupakan bahasa awal bayi, bahasa isyarat lain yang bisa diajarkan antara lain: mengajak (menaik-turunkan jari-jari tangan), menunjuk sesuatu, melarang sesuatu (menggelengkan kepala), atau instruksi-intruksi sederhana seperti: dadah (melambaikan tangan ke kanan dan ke kiri), mengajak tidur (menutup mata), makan (mengerucutkan jari tangan dan mengarahkannya ke mulut), dan sebagainya.
Tak sulit, bukan? Itu hanya sedikit dari sekian banyak bahasa isyarat sederhana yang bisa diajarkan.
Cara Mengajarkan
Dalam satu hari, Anda bisa mengajarkan bahasa isyarat pada si kecil dengan cara yang sealamiah mungkin. Durasinya tak perlu lama! Walau sesaat, bayi Anda fokus dan memerhatikan kok apa yang Anda ajarkan.
Perlu diingat, kemampuan si kecil tak sama dengan kemampuan orang dewasa. Jadi, jangan memaksakan terlalu banyak bahasa isyarat saat mengajarkannya.
Berikut beberapa cara mengajarkannya:
- Ajarkan 1 – 2 bahasa isyarat secara intens dan konsisten setiap hari. Tak perlu banyak bahasa isyarat dalam satu hari.
- Libatkan orang lain selain Anda, misalnya Ayah, Oma, Opa, baby sitter dan yang ada di dalam rumah untuk selalu menggunakan bahasa isyarat yang dibarengi dengan suara. Misalnya, mengajarkan bayi bahasa isyarat ‘makan’ dengan berkata, “Adek, mau makan?” diiringi dengan isyarat tangan - kelima jari mengerucut dan mengarah ke depan mulut, dan bahasa isyarat lainnya.
-Bersabarlah. Bahasa adalah hasil bentukan yang berulang dan perlu waktu untuk bisa dipahami si kecil. Anda harus sering melatih dan mengulang terus menerus tanpa kenal bosan dan lelah.
- Sejajarkan tinggi tubuh Moms dengan si kecil. Misalnya dengan menekuk lutut agar pandangan Moms sejajar dengan pandangan mata si kecil.
- Ajarkan bahasa tubuh yang sederhana, jangan yang sulit dengan perintah double. Misalnya, meminta si kecil mengambil bola, setelah itu mengambil tas kotak berwarna biru dekat meja makan berwarna coklat, dan lainnya. Ini akan membingungkannya.
- Seiring dengan bertambahnya usia anak, bahasa isyarat harus ditambah dengan bahasa tubuh yang lain untuk memperkaya pengetahuan tentang bahasa tersebut.
1001 Manfaat
- Bahasa isyarat akan memotivasi bayi untuk mau berkomunikasi karena ia belum bisa menggunakan bahasa verbal (melalui kata-kata).
- Bahasa isyarat adalah jembatan bagi si kecil untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain seperti Moms, Dads, baby sitter, Oma, Opa, Om, Tante dan kepada orang lainnya. Karena semakin ia besar maka menangis dan tersenyum yang merupakan bahasa awal, tidaklah cukup untuk mengutarakan maksud dan tujuan yang ia ingin utarakan.
- Bahasa isyarat juga tidak membebani si kecil karena selain mudah dilakukan ia juga tidak perlu bicara untuk melakukannya.
- Meminimalkan kadar frustrasi pada si kecil dan orangtua karena mampu memahami dan mudah dipahami oleh orang lain di luar dirinya sendiri.
- Membuat si kecil merasa nyaman dan bahagia karena semua orang mengerti apa maksud yang ia tuju.
- Menambah kepercayaan diri anak ketika menghadapi orang lain. Pada bayi yang tidak diajarkan bahasa isyarat, anak cenderung kurang responsif dan kemampuan bahasanya jadi lebih terhambat.
- Untuk anak-anak yang mempunyai gangguan pendengaran, bahasa isyarat memberikan bantuan pada mereka untuk memahami sesuatu.
- Anak-anak yang diajarkan bahasa isyarat akan lebih memahami kegiatan sehari-hari yang biasa dilakukan saat di rumah, di lingkungan ketika bermain, di sekolah ataupun di lingkungan lainnya.
- Lebih responsif terhadap lingkungan sekitarnya.
- Akan memahami bahasa verbal sekaligus bahasa tubuh atau bahasa isyarat lainnya ketika kelak ia dewasa dan ketika ia berada di luar negaranya sendiri.
- Secara umum, menggunakan bahasa isyarat bisa melatih dan meningkatkan kecerdasan anak. Karena nantinya selain ia bisa berbicara dengan bahasa verbal, ia pun dapat membaca gesture (bahasa tubuh) orang lain jika dibandingkan dengan anak yang hanya menjawab dengan cara letter look (menjawab singkat).
- Ketika ia dewasa, anak akan lebih peka terhadap bahasa isyarat tubuh orang lain, misalnya dengan mengamati gesture wajah, ia mengerti bahwa seseorang tersebut sedang muram, sedih, senang, atau bahasa tubuh lainnya.
- Memperkaya bahasa isyarat sekaligus bahasa verbal.
Agar Bahasa Isyarat Berjalan Efektif!
- Sertai dengan gerakan, gesture tubuh yang jelas dan pengucapan verbal yang benar.
- Lakukan dengan gerakan lemah lembut dan pelan.
- Tunjukkan dengan muatan kasih sayang, seperti nada suara yang pelan dan baik.
- Gunakan bahasa isyarat sebelum, selama dan setelah aktivitas. Lakukan selama anak berinteraksi dan aktivitas tersebut masih berlangsung. Misalnya, Moms memberikan instruksi padanya untuk mengambil bola yang jatuh di kolong meja. Ucapkan instruksi mengambil bola tersebut dengan nada yang halus seperti: “Dek, tolong ambil bola warna kuning di bawah meja deh (sambil ia berjalan), iya betul itu di bawah meja, Sayang.”
Dan setelah ia mengambil bola tersebut, berikan ia rewards dengan sanjungan, “Iya, betul Adek pintar ya... Terimakasih Dek (sambil Moms berikan tatapan sayang dan mengelus pipi, kepala atau punggungnya).” Atau berikan jempol tanda ia hebat dan paham maksud Moms.
Bahasa Isyarat Bisa Merugikan Jika...
- Mengajarkan si kecil bahasa isyarat saja tanpa diiringi bahasa verbal (tanpa bersuara). Bisa-bisa si kecil meniru tingkah laku Moms sehingga ia hanya mengandalkan instruksi bahasa tubuh ketika ingin berkomunikasi dan malas untuk bersuara. Atau, contoh lain, ia hanya mengucapkan “mmm” sambil menunjuk sesuatu.
- Mengajarkan si kecil dengan alat bantu yang salah! Misalnya, Moms ingin menunjukkan sesuatu. Seharusnya menunjuk dengan jari telunjuk tetapi Moms melakukannya dengan dagu dan memajukan bibir. Ini akan menunjukkan pemahaman yang berbeda dan bisa disalahartikan oleh lingkungan.
(tty)
0 comments:
Post a Comment